Virus
Virus: Struktur, Klasifikasi, Jenis Infeksi
![virus-doktersehat](https://doktersehat-com.cdn.ampproject.org/i/s/doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/09/virus-doktersehat-1024x768.jpg)
DokterSehat.Com – Siapa yang tidak kenal dengan virus? Semua orang pasti pernah terserang mikroorganisme ini. Mulai dari yang menyebabkan penyakit ringan seperti flu (influenza) hingga penyakit serius sekaliber HIV/AIDS, virus mengancam tubuh kita setiap detiknya dan tak peduli usia maupun jenis kelamin. Lantas, apa itu virus? Apa perbedaan infeksi virus dan bakteri? Apa saja penyakit akibat virus?
Apa Itu Virus?
Virus adalah organisme yang berukuran sangat kecil yang menjadi ‘biang keladi’ dari pelbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh. Hal ini dikarenakan virus menyerang dan merusak sel-sel di dalam tubuh sebagai cara agar ia bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Ya, virus yang tidak dapat hidup dan berkembang secara mandiri melainkan butuh inang untuk dinaungi, dalam hal ini sel tubuh makhluk hidup lain.
Virus yang namanya diambil dari bahasa latin ‘virulae’ yang berarti menular ini akan menempel pada sel tubuh untuk kemudian hidup dan berkembang menjadi virus-virus lainnya. Menempelnya virus pada sel tubuh tersebut berakibat pada kerusakan. Kerusakan sel bisa berujung pada 2 (dua) kondisi yaitu antara sel mati atau sel berubah menjadi abnormal.
Elemen Virus
Virus adalah parasit yang secara ukuran masih lebih kecil dibandingkan bakteri (bahkan jauh lebih kecil). Bentuk ‘tubuh’ virus berupa partikel yang menyerupai Kristal. Virus tidak memiliki inti sel, membran sel, dan sitoplasma sebagaimana mikroorganisme lainnya. Hal tersebut memunculkan opini bahwa virus sejatinya merupakan mineral alih-alih mikroorganisme.
Berikut adalah informasi elemen virus yang perlu Anda ketahui.
1. Asam Nukleat (Nucleatic Acid)
Sebagian besar virus memiliki materi genetik berupa asam nukleat—deoxyribonucleic acid (DNA) atau ribonucleic acid (RNA)—dan protein. Asam nukleat ini menjadi pembeda antara virus yang satu dengan lainnya.
Sementara itu, pada virus juga terdapat partikel infeksi yang disebut sebagai ‘virion’. Virion ini terdiri dari asam nukleat dan protein unik yang dihasilkan oleh gen di dalam asam nukleat.
2. Kapsid (Capsid)
Protein tersebut lantas membentuk lapisan kulit yang disebut capsid. Fungsi dari kapsid ini adalah untuk melindungi tubuh virus itu sendiri.
Pada kapsid terdapat protein-protein lainnya di mana salah satunya berperan sebagai enzim.
3. Viroid
Viroid adalah organisme yang menyerupai virus. Viroid yang menjadi penyebab sejumlah penyakit ini terdiri dari asam nukleat namun tidak memiliki struktur protein di dalamnya.
4. Prion
Selain Viroid, partikel sejenis lainnya dikenal sebagai Prion. Jika Viroid tidak memiliki protein, maka Prion ini terdiri dari protein kompleks dan molekul asam nukleat dalam jumlah kecil.
Prion umumnya menjadi penyebab penyakit yang berhubungan dengan organ otak di mana target serangannya adalah hewan dan tak terkecuali, manusia.
5. Ekor
Struktur atau bagian virus yang terakhir adalah ekor.
Ekor pada virus memiliki fungsi untuk melekatkan tubuh virus pada sel tubuh yang menjadi inangnya. Selain itu, ekor ‘bertugas’ mentransfer materi genetik virus ke dalam sel inang.
Ciri-Ciri Virus
Secara umum, ciri-ciri virus meliputi:
- Mayoritas memiliki ukuran tubuh 20-400 nanometer (nm)
- Beberapa jenis virus memiliki ukuran tubuh 700-1000 nm (panjang) dan 500 nm (diameter)
- Virus merusak sel inang untuk berkembang dan menunjang fungsi metabolismenya
- Virus menggunakan asam amino dan nukleat sel inang untuk memproduksi asam nukleat dan protein pada tubuhnya
- Virus menggunakan jaringan lemak (lipid) sel inang untuk memproduksi membran dan glikoprotein
Klasifikasi Virus
Pengklasifikasian virus didasari oleh sejumlah faktor, yaitu:
1. Jenis dan Ukuran Asam Nukleat
Dilihat dari jenis dan ukuran asam nukleat, klasifikasi virus terbagi ke dalam 3 famili yakni:
- Parvoviridae (contoh: genus Parvovirus)
- Picornaviridae (contoh: genus Enterivirus)
- Poxviridae (contoh: genus Orthopoxvirus)
2. Bentuk dan Ukuran Kapsid
Sementara jika dilihat dari ukuran kapsid, virus diklasifikasikan menjadi:
- Paramyxoviridae (contoh: genus Pneumovirus)
- Orthomyxoviridae (contoh: genus Influensavirus)
- Coronaviridae
- Rhabdoviridae (contoh: genus Lyssavirus)
- Herpesviridae (contoh: genus Herpesvirus)
- Retroviridae (contoh: genus Retrovirus)
- Togaviridae (contoh: genus Alphavirus)
Jenis-Jenis Infeksi Virus
Virus menyebabkan infeksi yang berujung pada timbulnya penyakit, dari mulai penyakit ringan hingga berat yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Infeksi virus terjadi di beberapa bagian tubuh tertentu. Hal ini lantas menghasilkan jenis-jenis infeksi virus. Apa sajakah itu? Berikut informasinya.
1. Infeksi Virus pada Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan menjadi area tubuh yang rentan terhadap infeksi virus. Infeksi virus pada sistem pernapasan dapat menyerang hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Infeksi pada sistem pernapasan disebabkan oleh jenis-jenis virus seperti:
- Rhinovirus, menyebabkan penyakit demam yang disertai gejala batuk, pusing, sakit kepala, dan sakit tenggorokan
- Influenza Virus , menyebabkan penyakit flu yang ditandai gejala seperti nyeri dan lelah di sekujur tubuh
- Respiratory syncytial virus (RSV), menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, bronkiolitis,
2. Infeksi Virus pada Kulit
Selain sistem pernapasan, kulit adalah organ tubuh yang tak lepas dari ancaman infeksi virus. Beberapa virus yang menyebabkan infeksi kulit antara lain:
- Molluscum contagiosum, menyebabkan munculnya bintik-bintik merah (biasanya terjadi pada anak usia 1-10 tahun)
- Herpes simplex virus-1 (HSV-1), menyebabkan penyakit kulit bernama Herpes. Virus ini umumnya ditularkan melalui liur dan keringat
- Varicella-zoster virus (VZV), menyebabkan gatal dan cacar air (chickenpox)
3. Infeksi Virus pada Saluran Cerna
Infeksi pada saluran cerna adalah jenis infeksi virus yang terbilang umum. Infeksi ini ditularkan melalui sejumlah cara, utamanya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Jenis virus yang menginfeksi saluran cerna di antaranya:
- Norovirus, menyebabkan gastroenteritis
- Rotavirus, menyebabkan penyakit pencernaan berupa diare
Selain itu, infeksi virus yang diakibatkan oleh konsumsi makanan terkontaminasi juga mencakup penyakit Hepatitis A yang menyerang organ hati (liver).
4. Infeksi Virus melalui Hubungan Seksual
Infeksi virus juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Jenis infeksi virus yang dimaksud meliputi:
- Human papillomavirus (HPV), adalah jenis virus yang umum ditularkan lewat hubungan seksual. Virus ini terbilang berbahaya karena bisa menyebabkan kanker serviks
- Hepatitis B, virus Hepatitis B ditularkan oleh cairan tubuh. Itu sebabnya, virus ini bisa menyebar lewat hubungan seksual
- Herpes simplex virus-2 (HSV-2), adalah jenis virus yang umum terjadi akibat hubungan seksual tidak sehat. Herpes ini menyerang organ intim
- Human immunodeficiency virus (HIV), adalah virus yang menyerang sel T pada sistem kekebalan tubuh. Virus ini menyebabkan melemahnya sistem imun dalam melindungi tubuh dari serangan penyakit. Virus HIV ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
Selain jenis-jenis infeksi di atas, masih ada lagi sejumlah infeksi virus lainnya seperti:
- Virus Epstein-Barr (EBV), adalah virus yang menyebabkan penyakit mononucleosis
- West Nile Virus (WNV), adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk. Virus ini dapat menyebabkan peradangan pada otak (encephalitis) dan jaringan di sekitar otak (meningitis)
- Virus Ebola, adalah virus yang pertama kali ditemukan di negara Sudan dan Kongo pada tahun 1976. Virus yang sempat ‘viral’ beberapa tahun silam ini menjadi salah satu infeksi virus paling mematikan
- Virus Rabies, adalah virus yang ditularkan oleh hewan peliharaan seperti anjing. Kendati mematikan, para ahli sudah menemukan anti-virus untuk mengatasi infeksi virus yang satu ini
Perbedaan Virus & Bakteri
Baik virus maupun bakteri, keduanya sama-sama menyebabkan infeksi yang berbahaya bagi tubuh. Cara penularannya pun hampir sama, yakni melalui kontak fisik, cairan tubuh, makanan dan minuman terkontaminasi, hingga gigitan nyamuk. Pun, infeksi virus maupun bakteri umumnya memiliki gejala yang mirip, seperti:
- Demam
- Batuk
- Kepala pusing
- Radang
- Gangguan pencernaan
Akan tetapi, perlu dipahami bahwasanya terdapat perbedaan antara virus dan bakteri. Bakteri memiliki struktur yang lebih kompleks daripada virus. Selain itu, bakteri bisa hidup dan berkembang secara mandiri, sedangkan virus membutuhkan sel inang agar dapat berkembang.
Perbedaan virus dan bakteri secara umum lainnya adalah fakta bahwa hampir semua jenis virus berbahaya bagi tubuh, sementara bakteri tidak. Ada beberapa jenis bakteri yang justru bermanfaat bagi tubuh seperti membantu menjaga sistem pencernaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan penanganan penyakit akibat virus dan bakteri menjadi berbeda. Pada kasus penyakit akibat infeksi virus, pengobatan dilakukan dengan memberikan obat anti-virus dengan disertai obat-obatan lainnya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, penanganannya dengan memberikan obat antibiotik .
Itu dia informasi mengenai virus yang perlu Anda ketahui. Menjaga kesehatan diri adalah kunci utama agar Anda terhindar dari serangan virus. Semoga bermanfaat!
Informasi ini telah ditinjau oleh dr. Jati Satriyo
Sumber:
- Anonim. Viral Infections: Types, Treatment, and Prevention. https://www.onhealth.com/content/1/viral_infections (Diakses pada 23 September 2019)
- Anonim. Bacterial and Viral Infections.https://www.webmd.com/a-to-z-guides/bacterial-and-viral-infections#1 (Diakses pada 23 September 2019)
- Harning, A. 2016. The 9 Deadliest Viruses on Earth. https://www.livescience.com/56598-deadliest-viruses-on-earth.html (Diakses pada 23 September 2019)
- Lodish H, Berk A, Zipursky SL et al. 2000. Molecular Cell Biology: 4 th edition. New York: W. H Freeman
- Wagner, R dan Robert M. Krug. 2019. Virus (Biology). https://www.britannica.com/science/virus (Diakses pada 23 September 2019)
0 Response to "Virus"
Posting Komentar